Bu Guru Aku Acungkan Jempol Untuk Kesabaranmu
Pagi yang cerah itu aku pergi pertama ke sekolah menjinjing sebuah tas baru menuju ke sebuah kelas yang dengan papan tulis hitam legam, atap bersawang dan dinding ada yang berlubang. Maklum dulu sekolahku adalah sekolah pinggiran, dengan fasilitas yang tentunya kwalitasnya masih afkiran. Di hari pertama itu aku tidak masih belum berani menatap guruku karena aku masih lugu dan malu dengan keadaaanku yang tak bisa ini dan itu, maklum umurku sejak itu masih belum cukup untuk menimba ilmu, namun karena kondisi keadaan orang tuaku yang tinggal satu maka orang tuaku terpaksa untuk aku di titipkan kakakku menuntut ilmu.
Aku tambah malu ketika sudah seminggu sekolahku, aku mendapat giliran untuk maju dengan seragam lusuhku, bekas lama baju seragam kakakku dan aku hanya bisa menundukkan kepalaku dengan diam tersipu karena aku tak bisa membaca sebuah kata dalam buku pelajaranku dalam hatiku aku hanya berharap semoga guruku segera mengembalikan aku ke tempat dudukku. Namun sungguh diluar dugaanku aku ternyata disuruh menuliskan sesuatu di papan tulisku nama lengkapku. Dengan sedikit kerlingan mataku aku melihat guruku memanggilku. Aku terpaksa bilang dengan penuh rasa malu "maaf bu guru aku tidak bisa menulis nama lengkapku". Kulihat riuh tawa teman-temanku menambah rasa maluku.
Hari selanjutnya aku bilang sama orang tuaku untuk tidak mohon maaf tidak bisa masuk sekolah dulu dengan aku sedikit berpura-pura sama ibu dan bilang bahwa "aku sedang sakit bu". Orang tuaku yang sudah lama membinaku tentu tahu kondisiku dankepura-puraanku, Sehingga beliau memaksaku untuk berangkat ke sekolahku. Hari itu aku hanya duduk malu teringat kejadian satu hari lalu.
Aku dihampiri guruku, dia terlihat memotivasiku untuk bisa membaca dan meniru teman-temanku yang memilki semangat untuk maju. Di waktu senggang guruku aku dan teman-teman yang senasip denganku selalu dia beri tambahan ilmu dengan tanpa imbalan karena memang kami tidak bisa memberikannya. Dan kadang ketika waktu agak longgar kami dan teman-teman yang senasip sepenanggungan disuruh ke rumahnya untuk mengambil sedikit ilmunya dengan sukarela. Mungkin karena kebodohanku atau karena giziku ternyata ilmu yang diberikan guruku hanya masuk sidikit dalam otakku. Sedikit sekali perkembangan dalam membaca dan menulisku, belum lagi jika di tanya berhitungku.
Setahun telah berlalu dari kelas satu, namun kemampuan baca tulisaku belum sesuai dengan harapan bu guruku, tapi kumelihat kesabaran tertuang di wajah guru kesanganku, tanpa ada satu rupiah mengucur dariku engkau tetap semangat selalu. Tak henti-hentinya dia juga selalu memotivasiku untuk selalu maju, Alahmdulillah berkat kerja kerasmu bu guru aku bisa membaca dan menulis di kelas dua waktu itu. Dengan semangat itu aku merasakan bisa menatap harapanku bu guruku Acungkan Jempolku Untuk Kesabaranmu. Entah apakah masih adakah guru sekarang yang memiliki smenagat juang untuk membuat anak menjadi pejuang dan selalu berharap menang.
Banyak PR Pendidikan Untuk Guru dan dan Negeriku |
Bu guru sekarang jika kau masih ada di hadapanku ingin sekali ku memelukmu dan mengucapkan banyak terimakasihku dengan karena berkatmu aku bisa membuka sedikit duniaku. Dan aku yakin Engkau senang melihat muridmu yang ingin selalu maju. Sekarang hanya bisa bisa aku berharap kepada Tuhanku yang telah memanggilmu semoga semua yang kau lakukan padaku dan teman- temanku. Guruku Engkaulah Pahlawanku.
Dengan melihat realita saat ini tentunya mencari guru semacam di atas mungkin sulit ditemukan, coba kita tengok data saat ini tentang kuliatas guru kita masih jauh dari harapan data dari Situs Insonesia Berkibar kualitas guru masih memprihatinkan 54% guru memiliki standar kulaifikasi yang masih perlu diperbaiki, dengan kilaitas guru yang mengajar tidak sesuai disiplin ilmu 50%. tentunya dengan melihat ini hubungannya dengan cerita di atas kita harus memilki rasa malu dengan segera memperbaiki kulitas kita sebagi seorang guru yang memiliki semangat mengajar yang lebih baik dari guru-guru lama kita yang penuh kesabaran.
Aku menginjakkan kaki di sekolah swasta dengan label agama sehingga aku merasakan ada yang berbeda dengan pelajarannya, aku melihat ada huruf-huruf lagi yang tak kumengerti. Kembali kejadian itu mengulangku ketika guru agamaku masuk pertama di kelasku semua siswa disuruh membuka Al-Qur'anku. Mungkin untuk memberikan sok terapi maka guruku menyuruh satu persatu untuk membaca salah satu ayat yang ada di dalamnya. Dengan sigap segera aku memohon ijin kepada guruku untuk ke belakang dulu agar tidak mendapat giliranku untuk membaca kitab suciku.
Setelah aku masuk lagi ternyata caaan ayat suci itu masih mengumandang dan terlihat dengan jelas di telingaku. Aku masuk dan duduk kembali di kursiku, Guruku mengentikan sesaat dan dia mengeluarkan absensi kelasku. dan ternyata dia memanggil menurut tanggal hari itu yang kebetulan sesuai dengan jatahku. Uh... seperti terhantam palu, aku hanya bisa terbata-bata membaca kitap suciku dan aku benar-benar malu dengan melihat tatapan teman- temanku.
Melihat kejadian itu guruku hanya menggelengkan kepala dan menyuruh aku mengulang-ulanginya, tak kuasa menahan maluku aku meneteskan air mataku di mejaku. dan kuhentikan untuk tidak mengaji dulu. Guruku tahu kondisiku dia tidak menghampiriku dan juga tidak menyapaku, dengan sigap dia langsung memberikan giliran membaca kitab suciku ke teman sebelahku. Aku lebih menangis saat itu ketika mendengar lantunan indah bacaan temanku. Kubilang dalam hatiku "bodohnya aku kenapa tidak belajar dari dulu, padaha; ibu telah memberikan kesempatan untuk itu kenapa aku menyiakan waktu itu". melihat kejadian ini kuberipiki mungkin juga ini salah satu adalah bagaimna caranya guruku mendidikku agar memiliki rasa malu dan berharap untuk bisa merubah sikapku.
Guru Agamaku yang Menjadi Motivasiku |
Bagaimana dengan kondisi saat ini adakah pelajaran yang seperti ini. Walau kurikulum yang berganti-ganti, mungkin ada yang merasa masih belum ada perubahan yang berarti untuk kemajuan negeri, Pendidikan masih menjadi momok diri dengan pendidikan yang berharga tinggi dan kwalitas anak yang masih ikut tawuran sana sini, dan tak mau untuk selalu ikut berpartisipasi dan berprestasi untuk negeri. Mungkinkah dengan kurikulum ke depan yang kata orang mau berganti lagi dengan "kurikulum perekat bangsa" adakah perubahan yang nyata nantinya. kita tunggu saja, kita hanya bisa berusaha untuk membantu negara untuk mewujudkannya
Sampai kerumahku aku bilang tanpa malu simbokku (panggilan ibuku waktu itu) untuk bisa ikut ngaji gratisan di langgar yang agak jauh dari rumahku. dan Simbokku merasa senang dengan perubahanku, terimakasih guruku, semenjak itu aku selalu bersemangat mengingat sebagaimana guruku mengajariku dengan isyarat-isarat tanpa ada suruhan dan belajar dengan penuh keiklasan, dan saat itulah ada perubahan pandangan tentang massa depan. Guruku Engkaulah Pahlawanku
Guru Matematiku Adalah Motivasiku untuk Maju
Baru satu kali aku melihat guru matematika dengan senyum manis selalu di bibir kecilnya, dia selalu menuliskan catatan kecil di samping kiri papan tulisku dengan sebuah kata-kata motivasi untuk maju sebelum pelajarnku. "Ayo Kamu Bisa", "Anak Muda Tumpuan Bangsa", "Buat Karyamu Untuk Negerimu", "Kau terlihat Indah dengan Aklah Muliamu". dan masih banyak lagi kata- kata mutiara terlutis dan tertanam di hatiku dan teman- temanku.
Lain dari pada yang lain sebutan teman- temanku dengan guru matematika yang satu ini, dia selalu menghipnotis dengan penjelasan gamblang dan mudah di cerna oleh otakku. Suatu ketika ada murid yang sedang bertanya dia langsung mendekatinya dan memeberi gambaran mudah penyelesaiannya. Layakalah dia menjadi guru idola di kelasku.
Tak henti sampai di sana ketika melihat tampilannya, kumelihat dengan montor buntutnya yang juga selalu menghiasinya adalah tas hitam legam dan sepatu tuanya dan sangat rapih dikenakannya. Rambutnya yang selalu membelah ke kiri , dandanan selalu rapi merupakan cermin diri dari sikapnya yang sering memuji dari pada mencaci. Menambah gagahnya dia ketika melangakah tegap tanpa ragu dan senyuman bersumbar murah di bibirnya.
Dia selalu memberikan cerita-cerita di selang seling pelajarannya, tidak hanya angka-angka melulu saja, walau dia guru matematika. inilah salah satu kelebihan dari guru yang lainnya. Ada suatu saat yang bertanya kepada beliau dengan pertanyaan gombalnya. Dengan sigapnya dia acungkan jempolnya tanda memberi motivasi kepada mereka yang bertanya, walau kadang saya berpikir pertanyaan itukan tidak bermakna. Begitu menghargainya dia sama sesama, pikirku dalam hati saja.
Dengan melihat sikap, dan tutur katanya, motivasiku mucul juga untuk menjadi seorang guru yang bisa motivator bagi murid-muridnya. Walau aku masih harus berpikir dari mana ku dapat uang berjuta-juta untuk kuliahnya. Dia selalu tak henti untuk memberikan harapan untuk kemajuan siswanya. Sampai suatu saat aku bertanya dari mana uang kuliah saya? dia menjawab dengan santainya. Pasrahkan saja sama yang kuasa dan jangan lupa ihtiar dengan doa dan membantu orang tua insyaAllah Dia Akan memberikan jalan keluarnya. seperti es batu meresap dalam kompresan panas di kepala. Adem..adem rasanya. Dan memang itulah yang terjadi dengan dengan banyak motivasinya aku bisa menjadi seorang sarjana.
Ayo bangkit Guruku untuk Indonesiaku |
Dengan tekonologi saat ini tentunya kreatifitas guru, berbeda dengan guru lama, guru saat ini sangat dimanjakan diri dengan teknologi sehingga guru harus meubah diri dengan berimprovisasi, berkolaborasi, berkreasi dan berinovasi untuk kemajuan negeri. Namun apakah kita sudah menggunakannya apakah kita sudah memaksimalkannya. Menjadi tanda tanya buat guru-guru kita semuanya yang katanya sudah di bayar banyak negara dengan uang sertifikasinya.Terimakasih semua atas motivasi-motivasi dari guru-guruku tercinta. Engkaulah pahlawan yang mulia, Engkaulah pintu pembuka kesuksesan dunia. Aku akan selalu ingat pesan-pesan darimu, sehingga akan ku usahakan menjadi guru-guru sepertimu. Dengan kesabaran nomer satu mengadapi murid-muridmu dengan kecerdasan dan akhklak mulia menghiasi langkah-langkahmu, dan tentunya dapat menjadi inspirasi baru bagi murid-muridnya untuk selalu maju. Dan selalu berjuang untuk Indonesiaku dan semoga penididikan di Negeri ini menjadi lebih baik lagi. Guruku Engkaulah Pahlawanku